SUBJUDUL

Minggu, 26 Juni 2011

NUMPANG TAMPIL

Yang ini Pasfoto dari Ijazah Diploma III Politeknik Tahun 1988

Yang ini Pasfoto dari Ijazah Latihan Dasar Keprajuritan bagi Mahasiswa Baru Politeknik USU 1985

Jumat, 24 Juni 2011

SUDAH SIAPKAN MENERIMA KEHANCURAN DARI ALLAH SWT?

Sebelum menjawab pertanyaan dalam bentuk judul tulisan, sekelumit saya kutip sebuah tulisan tentang kisah terdahulu, yang berpedoman dari salah satu kandungan Al Qur’an sebagai berikut :

"Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah mereka kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran), karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu" (QS. Al-Faathir, 35:42-43).

Kisah Pompeii pada masa kekaisaran Romawi ;

Pompeii adalah simbol dari degradasi akhlaq yang dialami kekaisaran Romawi, merupakan  pusat perzinaan dan homoseks. Nasib Pompeii mirip dengan kaum Nabi Luth. Kehancuran Pompeii terjadi melalui letusan gunung berapi Vesuvius. Gunung Vesuvius adalah simbol negara Italia, khususnya kota Naples. Gunung yang telah membisu sejak dua ribu tahun yang lalu itu juga dinamai "The Mountain of Warning" (Gunung Peringatan). Tentunya pemberian nama ini bukanlah tanpa sebab.
Di sebelah kanan gunung Vesuvius terletak kota Naples, sedangkan kota Pompeii berada di sebelah timur gunung tersebut. Lava dan debu dari letusan maha dasyat gunung tersebut yang terjadi dua milenia yang lalu membumihanguskan penduduk kota. Malapetaka itu terjadi dalam waktu yang sangat mendadak sehingga menimpa segala sesuatu yang ada di kota termasuk segala aktifitas sehari-hari yang tengah berlangsung. Aktifitas yang dilakukan penduduk dan segala peninggalan yang ada ketika bencana terjadi kini masih tertinggal persis sama seperti ketika bencana tersebut terjadi dua ribu tahun yang lalu, seolah-olah waktu tidak bergeser dari tempatnya.


Pemusnahan Pompeii dari muka bumi oleh bencana yang demikian dahsyat tentunya bukan tanpa maksud. Catatan sejarah menunjukkan bahwa kota tersebut ternyata merupakan pusat kemaksiatan dan kemungkaran. Kota tersebut dipenuhi oleh meningkatnya jumlah lokasi perzinahan atau prostitusi. Saking banyaknya hingga jumlah rumah-rumah pelacuran tidak diketahui. Organ-organ kemaluan pria dengan ukurannya yang asli digantung di pintu tempat-tempat pelacuran tersebut. Menurut tradisi ini, yang berakar pada kepercayaan Mithraic, organ-organ seksual dan hubungan seksual sepatutnya tidaklah tabu dan dilakukan di tempat tersembunyi; akan tetapi hendaknya dipertontonkan secara terbuka.

Lava gunung Vesuvius menghapuskan keseluruhan kota tersebut dari peta bumi dalam waktu sekejap. Yang paling menarik dari peristiwa ini adalah tak seorang pun mampu meloloskan diri dari keganasan letusan Vesuvius. Hampir bisa dipastikan bahwa para penduduk yang ada di kota tersebut tidak mengetahui terjadinya bencana yang sangat sekejap tersebut, wajah mereka terlihat berseri-seri. Jasad dari satu keluarga yang sedang asyik menyantap makanan terawetkan pada detik tersebut. Banyak sekali pasangan-pasangan yang tubuhnya terawetkan berada pada posisi sedang melakukan persetubuhan. Yang paling mengagetkan adalah terdapat sejumlah pasangan yang berkelamin sama, dengan kata lain mereka melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks). Ada pula pasangan-pasangan pria dan wanita yang masih ABG. Hasil penggalian fosil juga menemukan sejumlah mayat yang terawetkan dengan raut muka yang masih utuh. Secara umum, raut-raut muka mereka menunjukkan ekspresi keterkejutan.
Dalam konteks ini, terdapat aspek dari bencana yang sangat sulit untuk dimengerti dengan akal sehat dan pengetahuan manusia. Bagaimana bisa terjadi ribuan manusia tertimpa maut tanpa melihat dan mendengar sesuatu apapun?
Aspek ini menunjukkan bahwa penghancuran Pompeii mirip dengan peristiwa-peristiwa adzab yang dikisahkan dalam Alqur'an, sebab Alqur'an secara khusus mengisyaratkan "pemusnahan secara tiba-tiba" ketika mengisahkan peristiwa yang demikian ini. Misalnya, "penduduk suatu negeri" sebagaimana disebut dalam surat Yaasiin ayat 13 musnah bersama-sama secara keseluruhan dalam waktu sekejap. Keadaan ini diceritakan sebagaimana berikut: "Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati." (QS. Yaasiin, 36:29)

Di surat Al-Qamar ayat 31, pemusnahan dalam waktu yang singkat kembali disebut ketika kehancuran kaum Tsamud dikisahkan: "Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang."
Kematian masal penduduk kota Pompeii terjadi dalam waktu yang sangat singkat persis sebagaimana adzab yang dikisahkan dalam kedua ayat di atas.
Kendatipun semua peringatan ini, tidak banyak yang berubah di wilayah di mana Pompeii dulunya pernah ada. Distrik-distrik Naples tempat segala kemaksiatan tersebar luas tidaklah jauh berbeda dengan distrik-distrik bejat di Pompeii. Pulau Capri adalah tempat di mana para kaum homoseksual dan nudis (orang-orang yang hidup telanjang tanpa busana) tinggal. Pulau Capri diiklankan sebagai "surga kaum homoseks" di industri wisata. Tidak hanya di pulau Capri dan di Italia, bahkan hampir di seantero dunia, kerusakan moral tengah terjadi dan sayangnya mereka tetap saja tidak mau mengambil pelajaran dari pengalaman pahit yang dialami kaum-kaum terdahulu.
Adzab yang menimpa penduduk Sodom dan Gommorah, yakni kaum Nabi Luth as, sangatlah mirip dengan bencana yang menghancurkan kota Pompeii.
Tulisan di atas dikutip dan diintisarikandari http://www.suaramedia.com
Dengan bercermin dari salah satu pengingkaran terhadap Al Qur’an  sebuah perbuatan maksiat secara massal pada kisah tersebut di atas, bagi kita yang berpikir sehat, “Adakah tindakan kita tidak melanggar ketentuan Allah yang terkandung dalam Al Qur’an ?”
Sudah beberapa bencana yang terjadi di Indonesia yang menelan korban tidak sedikit, Jika kita tilik apa aktifitas umat sebelum terjadinya bencana di daerah tersebut memang tidak seperti perbuatan secara massal yang dilakukan Kaum Pompeii dengan kemaksiatannya. Tetapi jika kita mau bersadar diri, sebenarnya tidak sedikit perbuatan yang telah menyimpang bahkan menentang petunjuk Allah dalam Al Qur’an. Bentuk pengesahan kebatilan. Kesombongan dengan kepemilikan materi yang dianggap telah dapat menguasai orang lain, memutarbalikkan aturan dan hanya mau menggunakan aturan kemauan sendiri saja, menghalalkan tindakan yang haram dan mengharamkan yang halal dilakukan secara jemaah pula, membuat pengakuan tobat secara massal tetapi tetap melakukan perbuatan yang dimintai tobat, bukankah ini bentuk mempermainkan sang Khalik?
Kabar tentang ini sudah bertebaran melalui televisi dan surat kabar beberapa tahun yang lalu sebelum bencana di Indonesia itu terjadi. Kaum ulama “yang dijadikan teladan” tidak lagi menciptakan keteladanan dirinya. Bertopeng dengan profesi baiknya tetapi melakukan tindakan tercela dan disembunyikan.
Bukankah hal tersebut terjadi hampir di setiap lapisan kehidupan masyarakat dan perkumpulan (organisasi).
Padahal jika ditilik bahwa dasar-dasar melakukan itu semua belum ada apa-apanya di mata Allah.
Bagi kaum tertindas “yang melakukan aturan Allah dengan benar”, sebenarnya bencana demi bencana tersebut adalah cara terbaik, meskipun mereka menjadi korban di dalamnya, sebab kematian diri bagi orang yang menjalankan aturan Allah adalah bentuk penyelamatan dari Allah agar mereka terhindar dari perbuatan yang semakin merajalela dilingkungannya. Bukankah kehidupan di dunia hanya bersifat sementara, hidup dalam masa penantian menuju kehidupan abadi, yang ghaib milik Allah.
Hanya ini tulisan yang penulis anggap dapat dijadikan cermin agar kita dapat menyelamatkan diri dari kesesatan di akhirat kelak. Ada ketidakmampuan penulis yang paling besar yaitu merubah orang lain, sebab perubahan hanya dapat dilakukan oleh diri sendiri.
Jika berkenan : Mari sama-sama kita gali, kita pelajari dan kita jalankan berbagai petunjuk Allah SWT dalam Al Qur’an, sesuai dengan petunjuk yang benar As Sunnah Rasulullah SAW.

Minggu, 19 Juni 2011

Dua Masukan Bahan Kajian untuk Ilmu Akhirat

Hari ini Minggu, 18 Juni 2011. Sesuai jadwal yang tercatat di papan publikasi Masjid Taqwa Desa Pon adalah : Pertama : Selesai Waktu Sholat Zhuhur akan diadakan kunjungan pengajian di Desa Sei Belutu sebagai bentuk realisasi ikatan janji silaturahmi yang pernah tercetus kepada jemaah Mushollah pada bulan sebelumnya. Ceramah pengajian akan diisi oleh Bapak Sofyan Arif Sihotang, S.Pd.I. Dimulai pada pukul 13.30 WIB.
Kedua : Selesai Sholat Magrib hingga menjelang waktu sholat Isya akan diadakan pengajian bulanan yang merupakan kegiatan rutin Jamaah Masjid Taqwa Desa Pon, yang sesuai rencana akan diisi oleh Bapak Ki Zulkarnaen dari Kota Medan, dengan topik tentang Akidah dan Tauhid.
Pengajian pertama di Musholla Sei Belutu berjalan dengan baik, jemaah musholla meskipun jumlahnya tidak sebanyak dengan rombongan Jemaah masjid taqwa Desa Pon, namun memberikan sambutan positif guna meningkatkan pengetahuan mereka tentang Islam, yang mereka sadari bahwa kondisi mereka adalah sebagai Islam belum sempurna. Yang lebih banyak terkikis oleh kondisi lingkungan yang semakin terjepit dan semakin minoritas di tengah-tengah lingkungannya.
Bapak Sofyan Arif Sihotang,S.Pd.I dalam tausyiahnya mengupas beberapa pokok tentang Islam, tentang perlunya Bertaqwa Kepada Allah SWT, sesuai dengan tuntunan yang dibawa Rasulullah SAW, yaitu Al Qur'an dan As Sunnah. 
Beberapa penekanan yang perlu dipegang teguh oleh jemaah dengan kondisi lingkungan mereka seperti itu adalah dengan tetap mempertahankan ketauhidan kepada Allah SWT sebagai satu-satunya pemberi pertolongan di dunia dan di akhirat. Kondisi jemaah Islam di Desa Sei Belutu diharapkan mencontoh kisah Bilal bin Rabah yang ketauhidannya tidak terkoyakkan oleh siksaan yang diterimanya pada masa zaman penyebaran islam pertama kali di bumi Mekkah.
Syukur alhamdulillah bentuk pengajian yang pertama sekali ini mendapat sambutan dari jemaah, yang intinya rombongan pendatang dan jemaah musholla desa  sei belutu akan bersama-sama saling mengisi apa yang menjadi kekurangan, sebagai bentuk penyempurnaan ajaran islam kedepannya.
Pada Pengajian Kedua malam harinya dimulai setelah sholat magrib, Bapak Ki Zulkarnaen memberikan materi Akidah dan Tauhid. Sebagai bahsan pertama beliau menyampaikan pengertian Akidah dan Pengertian Tauhid.
Akidah yang berasal dari kata "akad" berarti suatu ikatan perjanjian. Dalam Islam sendiri Akidah berarti seorang muslim yang telah berjanji dengan Sahadatainnya wajib menjalankan akidah sebagai konsekwensi mutlak dari Petunjuk Allah SWT.
Inti pokok dari Pelaksanaan Akidah sesuai dengan Tuntunan Al Qur'an adalah : Menjauhi Larangan Allah SWT dan Melaksanakan apa yang dianjurkan. 
Kemudian yang perlu mendapat perhatian serius adalah Larangan Allah SWT tentang Penyekutuan diriNya, yaitu perbuatan SYIRIK.
Segala aktifitas kita sebagai Umat Islam mesti memperhatikan rambu-rambu tersebut agar apa yang dijanjikan Allah untuk kehidupan akhirat kelak dapat kita terima dalam bentuk nikmat syurgaNya.
Kesyirikan dalam bentuk yang samar-samar dapat membuat kita tersandung sehingga RAMBU ALLAH SWT terlanggar. Sebagai contoh : Jika kita sebagai pekerja bawahan, mendapat tugas dari atasan yang bertentangan dengan aturan Allah SWT, kemudian kita selaku bawahan tak mampu membantah perintah itu dan tetap menjalankannya. Ini berakibat salah satu perbuatan yang mengarahkan kita kepada kemusyrikan. Apalagi jika terucap dari diri kita bahwa apa yang kita perbuat itu merupakan kebenaran mutlak yang berasal dari seorang atasan. Nauzubillahi min zalik.
Kemudian inti bahasan tentang Tauhid, Ustadz Ki Zulkarnaen menjelaskan bahwa Tauhid berasal dari kata "Ahad" = Satu. Dari sisi islam yang telah kita jadikan sebagai tiang penyangga kehidupan untuk menuju kehidupan akhirat bahwa Tauhid adalah bentuk ikatan yang hanya satu tanpa ada ikatan-ikatan lain yang harus dijadikan sebagai penuntun. Keyakinan akan satu Zat Allah SWT yang mengatur semua sendi kehidupan di dunia dan di akhiratlah yang harus benar-benar tertanam dalam setiap jiwa kaum Islam.
Demikianlah sekelumit bahan renungan dari hasil pengajian hari ini.
 

Kamis, 16 Juni 2011

Poligami Dalam Pandangan Islam, Nasrani & Yahudi

Pandangan Islam : Fakta dalam Budaya Barat yang mentolelir pergantian pasangan tanpa ikatan pernikahan adalah bukti bahwasanya sebagian kaum laki-laki memang tidak cukup dengan seorang pasangan. Fakta ini diberi perhatian oleh Islam dengan syariat poligami, yang dapat ditempuh seseorang dengan dua syarat utama; mampu memberikan nafkah lahir batin dan wajib berlaku adil. 
Masalahnya kembali ke pribadi, mampukan menjalankan dua syarat utama “MAMPU MEMBERIKAN NAFKAH LAHIR BATIN DAN WAJIB BERLAKU ADIL”.
Jika naluri dengan lebih dari seorang pasangan itu tidak mengikuti kedua syariat ini, pasti akan menempuh jalan tidak moralis bahkan tidak manusiawi.
Poligami adalah solusi paling logis dan shahih bagi problem sosial kontemporer; semakin banyaknya jumlah kaum perempuan dan naluri sebagian kaum laki-laki yang tak cukup dengan seorang istri. Anda tidak usah kaget jika sejumlah tokoh gereja telah mengajukan poligami sebagai jalan keluar dari kerusakan moral di dunia Barat, bahkan sebuah badan pemerintahan di Jerman pernah berangkat ke Universitas al-Azhar di Kairo untuk mempelajari konsep poligami dalam Islam.
Semua ini dapat anda telaah secara detil dalam buku  Poligami Dalam Pandangan Islam, Nasrani & Yahudi ”, yang didukung oleh hasil studi, fakta dan data yang meyakinkan. Bahkan dengan sangat meyakinkan penulis membuktikan bahwa ternyata tidak ada ayat di dalam Taurat, Injil ataupun al-Qur`an yang melarang poligami. Termasuk fakta bahwa manfaat poligami lebih banyak didapatkan oleh kaum perempuan sendiri dibanding laki-laki. Di sini juga anda akan mendapatkan jawaban yang indah, kenapa Nabi Muhammad SAW berpoligami lebih dari empat orang?
Pemesanan buku dapat mengunjungi http://ibnuhameed.com/index.php?p=208

Selasa, 07 Juni 2011

REALISASI NAPAK TILAS

Sebagaimana Posting pada blog ini pada tanggal Senin, 23 Mei 2011 tentang NAPAK TILAS, berikut ada rencana pengembangan pembinaan bagi muslim di Desa Sei Belutu tersebut. 
Sebagaimana sebuah pembinaan tentunya sebagai objek awal adalah pembenahan tempat ibadah dengan penguatan jemaah yang ada di sana untuk bahu-membahu mencari jalan keluar memperbaiki sarana musholla yang ada, dengan bantuan dari rombongan tamu yang pernah hadir pada tanggal 22 Mei 2011.
Bagi kaum muslim dimana saja berada, baik di dalam negeri sendiri (Indonesia) maupun yang ada di negara luar, ini adalah kesempatan bagi anda untuk melakukan jihad harta, memberi infaq untuk pembenahan sarana ibadah (musholla) seperti gambar/foto yang pernah termuat pada tanggal 23 Mei yang lalu.
Untuk menyalurkan sumbangan anda tersebut, saya sebagai pemilik blog ini menyarankan anda untuk mengirimkan email kepada saya, yang selanjutnya dengan cara balasan email akan saya beri arahan ke rekening bank mana anda dapat menyalurkan infaq anda.
Yok..... rekan saudara kaum muslim berlomba-lomba mengumpulkan bekal kehidupan akhirat nanti.
Atas perhatian yang diberikan saya ucapkan terima kasih.


Foto Kondisi Bangunan Fisik Musholla Tampak Luar



Foto Kondisi Bangunan Fisik Musholla Tampak dari Dalam

Bagi kaum muslim yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut guna penyaluran infaqnya dapat menghubungi email sbb : mantansiswa@gmail.com atau yoghiesyah@yahoo.com



Ya..... dihapus

Setelah beberapa hari blog tenang Nazaruddin muncul secara misterius..... yang selanjutnya kita mau melihat perkembangan atau kebenarannya, tiba-tiba saja menghilang secepat kemunculannya.
Barangkali pemilik/ pembuat blog hanya iseng ya.....

Rabu, 01 Juni 2011

Sebuah Trik Mencari Keuntungan dengan "Populer"nya seseorang

Entah benar atau tidak, tiba-tiba muncul blog yang mengaku Nazaruddin yang isinya lebih banyak tentang keluhan dan alasan yang membuatnya mesti berangkat keluar dari Wilayah Hukum Indonesia.
Bisa jadi juga blog ini milik orang lain yang sengaja mencari keuntungan di atas populernya tokoh Nazaruddin.
Atau juga bisa jadi benar-benar milik Nazaruddin, yang jika benar beliau ingin curhat kepada netter semua.
Kesimpulan akhir ada pada kita semua menyikapi.
Ada-ada saja..........
Link untuk Blog Nazaruddin : http://nazaruddin78.blogspot.com